ini bukan pengalaman atau cerita pribadi
gue. ini adalah cerita nyata namun mimpi. tapi ini dialami kakek gue saat beliau
sedang sakit. tapi alhamdullillah sekarang penyakit kakek gue udah agak
mendingan. cerita ini gue ketahui saat gue buka buku tulis dan kakek gue
menuliskannya disana layaknya menulis di buku harian. mimpi nya sangat seram
tapi gue fkir ini bermanfaat buat bahan renungan bagi kita semuanya,
hahaha gausah serius banget juga kaleee
yaaaaaaaa...
oke gue mulai ceritanya menggunakan sudut
pandang oang pertama tunggal (wettseeeh..)
oke begini cekidotsss.
Sebagaimana terdahulu, aku secara sadar
ingin menginap sambil berobat. Setelah segala sesuatunya aku musyawarahkan
bersama keluarga dan dengan dorongan anakanda akhirnya aku dilarikan ke RSUD
Drs. H. Moh. Ansari Saleh jl. Brigjen H. Hasan Basri Banjarmasin. Setelah 15
hari dirawat disana, akhirnya dokter Paul memperkenankan diriku untuk pulang ke
tempat yang merupaka surga sederhana bagiku. Aku disuruh datang kembali pada
Sabtu, 20 Agustus 2011.
Aku pulang dengan menggunakan angkutan
kota yang kebetulan dikemudikan oleh adik Lebih kurang 15 menit diperjalanan,
sampailah aku kembai ke kediamanku, sebuah rumah di bantaran sungai Martapura,
Kampung kenanga ulu Kelurahan Sungai Jingah atau yang lebih popular sekarang
namanya kelurahan Sungai Jingah Banjarmasin.
Jelasnya pada saat aku dirawat di
RSUD Drs. H. Moh. Ansari Saleh jl. Brigjen H. Hasan Basri Banjarmasin
pada Selasa, 3 Agustus 2011 siang dan dipulangkan Selasa, 15 Agustus dengan
peralatan seadanya (dipapah).
Kemudian, setelah meminum obat yang
diberikan melalui resep dokter yang diminum untuk 2x sehari waktu itu ku minum
pukul 17.00 dan berikutnya pukul 19.00 entah kenapa sejak meminum obat itu
kondisi badan ku semakin lemah dan penyakit asam urat yang telah lama aku
derita kambuh kembali, namun demikian pada Rabu, obat itu tetap ku minum untuk
obat yang satu kali sehari diminum sekitar pukul 11.00. Jatah obat yang diminum
untuk sore hari awal malam tak dapat lagi ku telan badan ku terasa lemas
semakin lemah tak berdaya dan ini ku sampaikan pada isteri dan anak-anakku
tercinta . kebetulan saat itu anakanda datang menjenguk ku selepas solat magrib
apa yang ku derita ku sampaikan padanya dan aku berkesimpulan bahwa :
Untuk sementara menghentikan untuk
meminum obat
Berusaha mencari alternatif lain dalam
pengobatan herbal
Untuk penyakit asam urat, kembali meminum
air pudak (pandan)
Untuk menanggulangi penyakit liver yag
diderita aku meminum air kulit batang kenanga.
Rabu, 17 Agustus 2011 aku melaksanakan
solat magrib hanya dengan berbaring terlentang dengan seadanya. Sesudah solat
dan berdoa aku memaksakan diri untuk tidur dengan catatan bahwa waktu solat
isya masih panjang atau lama. Dan sudah menjadi kebiasaan sesudah subuh dan
sore hari hingga menjelang malam aku mengamalkan dzikir “Bukhratun wa asila”
yang disusun oleh Kh. Abdul Muis Al Maskur bahkan ini diperkuat lagi oleh
dzikir AL-Mansurah oleh Hasan Al Bana karena sesuai dengan hadist Nabi Muhammad
SAW yang mashur. Kemudian selesai solat aku selalu berdoa kepada Allah SWT
untuk :
Meminta ampun untuk diri sendiri,
orangtua, serta kaum muslimin sekalian
Mendoakan isteri tercinta, anak-anak
tersayang, cucu-cucu terkasih dan keturunan.
Berdoa untuk selalu mengingat Allah,
bersyukur kepadaNya dan memohon semoga Allah senantiasa selalu membimbingku
dalam memperbaiki segala amal ibadah ku
Doa sapu jagat
sebelum tidur aku memposisikan diri menghadap kiblat dengan kepala berada di
sebelah kanan dan kakiku disebelah kiri, badan ku miringkan ke kanan sambil membaca
amalan da doa-doa antara lain
1. Isti'adah
atau 'Audzubillahi minasy-Syaithanirrajim'
2. Surah Al-fatihah 1x
3. Surah Al-ikhlas 1x
4. Surah Al-Falaq 1x
5. Surah An-Nas 1x
6. Kemudian membaca doa
tidur 3x
7. Surah Albaqarah :
255 (Ayat Kursi)
8. Membaca dua ayat
terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285-286
Saat itu ku tambah lagi dengan istigfar
La ilaha illallah wahdahu la syarikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyi wa
yumitu wa huwa `ala kulli sya`in qodiir. Subhanallah, Alhamdulillah, walailaha
illallah allahuakbar. Allahummaghfirli junubi waliwalidayya warkhamhuma kamaa
rabbayani saghira, Radhitubillahirabba wabil Islamidiina wabimuhammadin
nabiyya warasulaa, salawat Ibrahim, dll. Akhirnya akupun tertidur dan bermimpi.
“Aku dinyatakan sebagai seorang yang
persakitan. Aku disekap didalam sebuah sel yang pengap bagaikan kamar tahanan
yang hanya dapat tidur menelentang dengan tangan terborgol laksana teroris. Aku
hendak disiksa dengan menurunkan batu besar yang terikat pada sebuah tali
penggerek ketubuhku.
Aku hanya dapat berdoa dan pasrah tapi
rupanya azal ketentuan belum sampai, tali penggerek batu besar itu tidak
bergerak turun hanya berada di atasku sekitar 2 meter. Kemudian tali penggerek
ditarik dan batupun mulai meninggi, tiba-tiba dataglah 3 orang laki-laki dengan
wajah yang sangat menyeramkan. 2 orang berada di kanan dan kiriku sedangkan
ynag seorang lagi berdiri dihadapanku sambil berkata “Rasakaaaan !!!!”, badanku
disiramnya dengan minyak tanah kemudian yang lainnya melepas celana dalamku
sambil menggunting balutan yang ada di kemaluanku*1. Kemudian ia
menyiramnya lagi dengan minyak tanah. Dari kejauhan datang lagi orang yang akan
membakar tubuhku. Aku hanya mampu menatap keatas tanpa bisa berbuat apa-apa selain
berdoa … “iyyaakana’buduwa-iyyaakanasta’iin”.. sampai selesai. Ketika api mulai
mendekat ke tubuhku tiba-tiba aku terbangun dan mulai terjaga kiraya waktu
solat isya sudah masuk dan aku bersama kaum muslimin Jamaah Mesjid Nur Rahman
Nur Rahim sungai jingah kampong kenanga ulu dan kaum muslimin jamaah mesjid Al
amin banua Anyar melaksanakan solat tarawih dan mengakhirinya dengan solat
witir.
Ternyata aku memang tertidur dan bermimpi
karena air liur terasa dibibirku, badanku pun basah bermandikan keringat.
Rupanya aku belum solat isya. Setelah ku bersihkan mulut dan wajahku, aku
bertayamum dan memulai untuk solat isya meski dengan posisi menelantang.
Banjarmasin, 18 Agustus 2011 / 18
Ramadhan 1433 H
Achmad Bulkanie
oke sekian cerita dari gue. semoga
bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar