Postingan ini sudah ingin ditulis
sejak sekitar setahun yang lalu, namun ditengah kesibukan koas, keinginan
hanyalah sebuah keinginan tanpa pernah terealisasi. Alhamdulillah stase IKM
memberi saya ruang untuk membagi cerita
yang mungkin akan sedikit memberi manfaat bagi yang membaca hahhahaha
Ini adalah pertama kalinya saya
menulis hal yang berbau agama, setelah tulisan-tulisan sebelumnya banyak
mengandung unsur cinta dan keramaian dunia. Hahaha laluu unsur cintanya dihapus
karena telah kandas wkwk perjuangan sekali memulai tulisan ini, setelah drama
hilangnya tugas IKM yang ingin di print dan qadarullah saya harus mengerjakannya
dari awal lagi,...
Oke langsung saja..
Dua tahun yang lalu.
Seorang dokter, laki-laki, guru saya, menawarkan kepada kami, amuba untuk belajar agama, awalnya saya sangat tidak tertarik, hanya atas dasar rasa tidak enak
menolak, dokter spesialis yang kesibukannya jauh berkali2 lipat dari saya, upik
abu yang saat itu masih berstatus mahasiswa. Jadi belajarnya
itu seminggu sekai, tiap ketemu kami ngaji bareng dlu 1 orang sekitar 10 ayat,
kalo ber10 jadinya sehari dapat 100 ayat, trus ada kultum dari kami upik abu yang
ilmunya gada apapanya, bahan seadanya nyari google asal ngomong wkwk trs nanti
di feedback sama guru saya itu, dluruskan kalau ada yang keliru, supaya
pertemuan kami tidak menjadi pertemuan yang menyesatkan. Lalu kalau masih ada waktu biasanya
diselipkan materi, saya ingat dulu itu ada bahas tentang tauhid, tapi karena
dulu saya benar2 tidak mengerti :’ rasanya ilmu itu masuk keluar begitu saja
diotak saya. Dan baru saya sadari sekarang kalau yang diajarkan dulu adalah
ilmu yang sangat penting dan berharga.
Awalnya biasa saja, lama kelamaan
saya jadi tertarik, mulai terbesit di hati saya untuk semakin belajar tentang
agama, memperbaiki diri, meluruskan tujuan hidup yang selama ini tidak saya
sadari kebengkkannya. terlebih saat saya yang kena giliran untuk kultum, saya
jadi mencari2 materi yang menurut saya berkesan, entah kenapa fikiran saya
menuju arah siksa kubur, hari kiamat, musibah dan hal2 mengerikan lainnya,
membuat saya merasa takut karena saya sadar sekali siapa saya saat itu, perempuan
zaman now yang masih tergiur dunia, memikirkan akhirat sangat sedikit, beribadah suka tergesa2, berdoa
saat ada maunya, bahkan terkesan memaksa Tuhan untuk mengabulkan, lalu saat
keinginan tidak sesuai harapan, bukannya iklas saya malah menyalahkan keadaan,
padahal saya tahu betul kegagalan yang saya alami hanya sangat sedikit jika
dibandingkan keberhasilan dan kebahagiaan yang Allah sudah berikan ke saya, berlimpah ruah.
Astagfirullah, :’) maafkan saya yang kurang bersyukur ya Allah.
Oke lanjut...
Waktu berlalu, akhirnya yang mendampingi kami belajar agama diganti menjadi perempuan, usianya tidak jauh diatas kami, dokter, cantik sekali. Karena merasa seperti teman sebaya, belajar menjadi lebih
menyenangkan, jadi tempat berbagi ilmu akhirat, pelajaran seputar kuliah,
persiapan koas, pengalaman hidup dan pelajaran2 lainnya yang mungkin tidak saya
dapatkan.
Oiya,
yang paling berkesan adalah
suatu hari saat belajar adalah kami membahas tentang rencana hidup.mulai dari
melist
daftar keinginan sampai mengingat kematian, saat itu kami disuruh
menulis 5 hal
yang sangat ingin dicapai dalam hidup, dari 5 hal tersebut saya
menuliskan IMO
di nomor 1. (Okesetelah ini saya akan menulis tentang imo, salah satu
hal luar
biasa yang terjadi dalam hidup saya dan belum sempat saya tuangkan di
blog) waktu berlalu dan lagi, tidak ada nikmat
Allah yang mampu saya dustakan, IMO yang menjadi puncak mimpi saya
didunia
perkuliahan, sudah Allah berikan. Sepulang dari kegiatan imo, saya
kembali
mendapat giliran kultum saat itu yang mendampingi masih doker yg laki laki, kali
ini yang saya sampaikan bukan hawa-hawa horor tentang kiamat dan
siksa kubur, tapi saya mengangkat
surah Al-Baqarah : 152
“remember Me and I
will remember you".
Entah kenapa saat itu saya menangis, berderai-derai, ditempat
yang sama beberapa waktu yang lalu, IMO hanya sebuah keinginan, dan kemudian
dengan mudah Allah jadikan kenyataan. Saya sebegitu merasa Allah sangat baik dengan saya,
sedangkan saya? Sangat jauh dari kata
baik sebagai seorang hamba Allah, teman2 juga menangis karena kultum saya, dokternya juga sampai menitikkan air mataaa,whatttt, suasana jadi haru, ditambah
lagi dengan saya yang lebay, tp Wallahi, saat itu saya benar2 kultum dari hati,
kata2 yang saya sampaikan tidak terlalu berilmu, saya hanya bercerita bertapa
baiknya Allah dengan orang yang hina seperti saya.
Disisi lain, IMO membuat saya
takut akan istidraj. Kejadian hari itu semakin menguatkan niat saya untuk
banyak belajar agama. Saya semakin menengok kedalam diri saya, mau jadi apa
saya ini dengan banyaknya aib dan dosa yang Allah masih tutupi. Mau sampai
kapan saya seperti ini? saya mulai berfikir untuk berbenah diri, saya rasa
belum terlambat, tapi saya bingung harus seperti apa dan memulai dari
mana. Saya benar-benar bingung :’)
sampai akhirnya Allah benar-benar membuka jalan untuk saya, lewat rasa
bahagia... dan luka :’)
Oke saya akan menyambung tulisan
ini dipostingan selanjutnya. Hhahahaha :3
lets see :') betapa baiknya Allah kepada hamba-hambanya :')
lets see :') betapa baiknya Allah kepada hamba-hambanya :')
Good sister... semoga tetap selalu istiqomah . Aminn
BalasHapusaamiin,makasih banyak yaaaa :)
Hapus